MENIKAH MUDA SEENAK ITU?

sumber gambar dari Pinterest


Menikah muda ya, apa seenak itu kah? Atau ingin lebih enak dibilang masyarakat, berpacaran dengan ber-”label” halal agar puas ngapain aja gitu? Hehe. Kalau kalian masih berpikiran seperti itu, menikah hanya untuk menghalalkan atau melayani seks saja. Yuk dibaca sampai habis ya:)


sumber gambar dari Pinterest

 

Di Indonesia sedang terjadi tren menikah muda dikalangan generasi muda. Karena pemahaman agama, menjaga hati, menghindari zina, ataupun karena MBA (Married by Accindent). Memang setiap manusia diwajibkan menikah dalam melanjutkan kehidupan atau keturunan keluarga. Menjalani rumah tangga tidak semudah yang kalian pikirkan. Begini teman-teman, menikah bukan hanya tentang seks atau enak-enaknya aja, banyak yang kalian harus ketahui sebelum menikah muda.

 

Saya mau membagikan kisah suka duka dari menikah muda dari orang-orang yang saya kenal. Saya tidak akan menyebutkan namanya, karena ia tidak mau di publikasikan. Teman saya awalnya berpacaran selama dua tahun sejak masih status pelajar tingkat menengah. Menjelang kelulusan sekolah, ia dan pasangannya melakukan hubungan intim. Kita singkat saja sampai satu bulan setelah mereka melakukan itu, perempuan ini merasa aneh disaat seharusnya jadwal ia datang bulan. Perempuan ini menghubungi kekasihnya memberitahu kalau ia telat selama dua minggu dari tanggal seharusnya datang bulan. Sepasang kekasih itu cemas ketika melihat hasil test pack. Dua garis biru, disaat yang tidak tepat ketika orang tuanya tidak mengharapkan kehadirannya.


sumber gambar dari Pinterest


Apa yang mereka berdua lakukan? Apakah si perempuan itu malu perut membesar seketika masih sekolah? Lalu, apa mereka berdua menggugurkan kandungannya?

 

Tentu jawabannya sepasang kekasih tersebut tidak menggugurkan kandungannya, untung saja kejadian perut mulai membesar terjadi tepat waktu kelulusan telah usai. Sehingga ia langsung mengikrarkan janji pernikahan.

sumber gambar dari Pinterest

 

Dua tahun kemudian, lelaki tersebut meninggalkan istrinya demi perempuan lain. Istrinya stress harus menanggung beban hidup keluarga kecilnya sendirian. Dengan jawaban “Aku sudah bosan denganmu”. Di usia remaja ini memang masih ego yang tinggi. Yah, gak semua remaja mental masih belum dewasa. Terkadang yang dewasa pun masih kekanak-kanankan. Istrinya harus menjadi Ibu sekaligus Ayah bagi anaknya. Suaminya meninggalkannya tanpa ada nafkan lahir batin. Ini masalah terjadi karena sepasang kekasih ini menikah, saat si perempuan hamil duluan sebelum adanya pernikahan. Secara kasarnya disebut “kecelakaan atau tidak disengaja”. MBA (Married by Ancindent).

 

Mungkin sulit bagi kalian bertumbuh bersama dengan orang lain, tidak peduli berapa umurnya, tapi usaha dan perjuangan akan mengajarkan banyak hal. Ketika menikah muda kalian akan menjalani kehidupan yang keras lebih cepat.

 

Saya bertanya kepada Mbak sepupu dari keluarga Ayah “Mba kenapa diumur segini baru menikah?” kemudian ia menjawab “Menikah itu  bukan siapa cepat, tapi siapa siap menjalani hubungan yang lebih serius.” Lanjutnya, “Tentu saja kami sudah menabung bersama untuk keperluan rumah tangga. Kami sudah sepakat siapa yang akan mencari nafkah, belanja bulanan, memasak, atau hal lainnya.” Aku menatapnya bingung “Lah, pastikan mba yang masak kan? Pasti dong suami Mba yang cari nafkah? Kenapa harus diskusikan kembali dengan suami Mba?”.

 

Mba melihat saya sambil tersenyum “Begini dek, masak itu basic skill, tidak hanya wanita saja yang harus bisa memasak. Kamu liat deh, kebanyakan chef  rata-rata lelaki kan. Chef  lelaki melihat masakan sebagai sebuah seni. Eh, tapi aku ngomong begini sama kamu, dapur tempat chef  memasak tidak bisa dibandingkan dengan dapur Ibu-Ibu memasak dirumah ya. Hehehe, pastinya dong aku sama suami bergantian masak, pasti suami  mengiginkan rasa masakan buatan istri tercintanya.” Mba tertawa pelan. “Oh iya misalkan, suami gajinya lebih sedikit dari gaji istrinya. Silakan jika istrinya membeli belanja bulanan pakai uang gajinya sendiri, yah terima aja kalo suaminya kasih uang bulanan juga. Intinya bersyukur aja.”

 

“Oh iya nih aku mau kasih tau kamu, kalau cari pasangan itu yang bertanggung jawab, berkomitmen, dan menghargai kamu sebagai wanita.” Saya tersenyum mendengarnya.

 

sumber gambar dari Pinterest


Pengalaman pasangan dalam pernikahan pasti berbeda-beda, hasil dari pengamatan saya melihat teman saya lainnya menikah muda. Sepertinya ia tampak senang, semakin dewasa dan hidup lebih berarti baginya.

 

Nah jadi begini teman-teman semua, menikah muda atau menunda menikah sampai kalian merasa siap menjalani hubungan itu pilihan kalian.

 

Semua pernikahan harus dipikirkan secara matang, cinta aja tidak cukup, mental harus punya kedewasaan. Menikah membutuhkan kedewasaaan ketika menghadapi masalah, jangan sampai kalian malah lari dari masalah itu. Namanya juga masalah pasti selalu ada, bahkan ketika anda sudah menikah pun masalah tambah banyak lagi. Pecahkan masalahnya dan cari jalan keluar sama-sama. Setelah menikah, bagaimana kalian mengatur keuangan harus jujur satu sama lain. Komitmen harus ada di mana pun dari senang maupun susah dan saling menghargai pasangan.

 

Ah iya satu lagi yang paling penting ketika kalian mau menikah. Sebenernya ketika kalian ingin menikah itu alasannya apa? Bertujuan untuk apa? Tanyakan dulu diri kalian ya. Jangan sampai menimbulkan masalah kecil malah memicu pertengkaran besar, udah pesan dan meeting bersama wedding organizer (WO), persiapan sudah siap semua. Eh malah gak jadi nikah deh :D

 

Menikah itu mudah sebenarnya, yang mahal itu gengsinya :D HAHAHA


sumber gambar dari Pinterest


Terimaksih telah membaca tulisanku, sampai ketemu di tulisanku selanjutnya!

 

Jangan lupa untuk berbahagia, hari ini, esok, dan selamanya. Salam hangat, Indah :)

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAK ALI, PENJUAL BUKU BEKAS MASIH BERTAHAN DI ERA DIGITALISASI

BUAT BETON DI JALAN KARENA SENGKETA TANAH

Tutorial memasak pizza